Surel Perilaku kepada Guru Bisa Tingkatkan Nilai Matematika Siswa

IKLAN 970 X 90 PX

Surel Perilaku kepada Guru Bisa Tingkatkan Nilai Matematika Siswa

Siar Kita
07/09/2025

Guru membaca surel berisi data kemajuan siswa di depan papan tulis bergambar rumus dan grafik
Dorongan perilaku lewat surel membantu guru mendukung kemajuan matematika siswa.


Peneliti dari University of Pennsylvania menemukan pendekatan yang menarik. Tim mengirim surel kepada guru yang berisi dorongan perilaku dan data kemajuan siswa. Hasil menunjukkan peningkatan dalam pelajaran matematika. Meskipun dampaknya tidak besar, pendekatan ini tetap penting untuk mendukung pendidikan.

Latar belakang: Mengapa penelitian ini dilakukan?

Siswa Amerika tertinggal dalam matematika selama bertahun-tahun. Perbandingan skor dengan negara maju lain menunjukkan hasil yang rendah. Pandemi COVID-19 memperburuk kondisi belajar secara signifikan. Untuk menjawab tantangan ini, tim merancang solusi yang murah dan mudah diterapkan. Tim mengadaptasi pendekatan perilaku yang sebelumnya berhasil untuk siswa, lalu menerapkannya kepada guru.

Surel perilaku: Dorongan yang membuat perbedaan

Para peneliti tidak sekadar mengirim pengingat biasa. Mereka merancang isi surel berdasarkan prinsip ilmu perilaku. Pesan-pesan tersebut mendorong guru untuk bertindak secara aktif dan menyertakan data kemajuan siswa secara spesifik.

“Dorongan sederhana dan berbiaya rendah dapat membantu guru mendukung kemajuan siswa dalam matematika.” — Angela Duckworth
“Efeknya bahkan bertahan hingga delapan minggu setelah guru berhenti menerima surel.” — Angela Duckworth

Kolaborasi: Dukungan Zearn Math memungkinkan studi skala besar

Studi ini berjalan berkat kerja sama dengan Zearn Math, sebuah platform pendidikan nirlaba. Kolaborasi tersebut memungkinkan eksperimen berskala besar dapat dijalankan dengan baik.

“Studi skala besar tentang intervensi yang berfokus pada guru jarang dilakukan karena biaya tinggi dan tantangan logistik. Berkat kemitraan kami dengan Zearn Math, kami dapat mengatasi tantangan ini.” — Dena Gromet

Eksperimen: Menguji 15 jenis intervensi sekaligus

Lebih dari 140.000 guru dan hampir 3 juta siswa SD ikut serta dalam studi ini. Tim peneliti menguji 15 jenis intervensi perilaku secara bersamaan dan membandingkannya dengan pengingat biasa. Beberapa pesan mendorong guru membuat rencana mingguan, sementara yang lain mengajak mereka menunjukkan empati kepada siswa.

“Salah satu intervensi meminta guru membuat rencana spesifik tentang bagaimana mereka akan menggunakan Zearn Math minggu itu. Intervensi lain mengandalkan empati guru terhadap siswa mereka.” — Angela Duckworth

Hasil: Peningkatan nyata meski tidak besar

Surel perilaku terbukti meningkatkan kemajuan siswa sebesar 1,89 persen. Intervensi paling efektif bahkan mencapai peningkatan hingga 5,06 persen. Dalam pendekatan tersebut, guru diminta melihat laporan kemajuan siswa setiap minggu.

“Dorongan yang dipersonalisasi—yang merujuk pada pembaruan kemajuan siswa —lebih efektif daripada yang tidak dipersonalisasi.” — Angela Duckworth

Tantangan: Efeknya masih terbatas, tetapi menjanjikan

Katy Milkman mengakui bahwa efeknya masih terbatas. Guru membutuhkan dukungan lebih dari sekadar surel. Mengubah perilaku bukan hal yang mudah. Meski begitu, studi ini membuka peluang riset baru.

“Hasil ini menunjukkan perlunya dukungan yang lebih intensif daripada dorongan surel ringan yang kami uji.” — Katy Milkman
“Temuan ini menekankan betapa sulitnya mengubah perilaku manusia.” — Katy Milkman

Langkah berikutnya: Menuju kebijakan pendidikan yang lebih baik

Tim peneliti berkomitmen untuk melanjutkan riset dan memperdalam pemahaman tentang intervensi yang berhasil. Mereka ingin memahami alasan di balik keberhasilan pendekatan tertentu dan mengukur dampak jangka panjangnya.

“Memanfaatkan motivasi intrinsik guru untuk membantu siswa mereka adalah pendekatan yang berbeda dan berpotensi hemat biaya.” — Angela Duckworth
“Semakin baik kita memahami mengapa sesuatu berhasil, semakin kuat kita dapat menggunakannya untuk menciptakan perubahan positif.” — Angela Duckworth