Ada kabar seru dari lantai bursa, nih. Alphabet, induk perusahaan Google, baru saja membuat kejutan besar. Mereka berhasil menyalip Microsoft dan merebut posisi sebagai perusahaan publik terbesar ketiga di dunia. Pada perdagangan hari Jumat lalu, saham Alphabet naik sekitar 2%. Kenaikan ini langsung mendongkrak nilai pasar mereka menjadi sekitar 3,58 triliun dolar AS. Angka ini sedikit lebih tinggi dari Microsoft yang "hanya" mencatatkan nilai pasar di kisaran 3,52 triliun dolar AS. Ini adalah momen bersejarah. Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, pemilik Google ini kembali duduk di atas Microsoft dalam daftar elit perusahaan teknologi dunia.
Tahun yang Manis Buat Google
Tahun 2025 benar-benar menjadi tahun keberuntungan bagi Alphabet. Bayangkan saja, sepanjang tahun ini saham mereka sudah melonjak sekitar 59%.
Kinerja mereka bahkan menjadi yang terbaik di antara kelompok raksasa teknologi atau yang sering disebut "Magnificent Seven".
Kenapa bisa sekeren ini? Ada tiga alasan utamanya:
- Bisnis iklan yang kembali bangkit.
- Layanan Google Cloud yang makin ngebut.
- Masuknya investor legendaris, Warren Buffett.
Ya, kamu tidak salah baca. Warren Buffett lewat perusahaannya, Berkshire Hathaway, baru saja mengumumkan pembelian saham Alphabet senilai 4,9 miliar dolar AS.
Langkah Buffett ini bikin investor lain jadi ikutan percaya diri.
“Ketika Buffett masuk dengan tiket sebesar ini, banyak manajer dana lain merasa lebih nyaman ikut menambah eksposur ke Alphabet,” ujar seorang analis pasar.
Menurut analis tersebut, langkah Buffett ini seperti memberi "stempel persetujuan" bahwa strategi AI dan efisiensi biaya yang dilakukan Google sudah berada di jalur yang benar.
Gemini 3 Bikin Investor Jatuh Hati
Selain faktor Buffett, peluncuran model AI terbaru mereka, Gemini 3, pada 18 November lalu juga menjadi pemicu utama.
Google tidak main-main. Mereka langsung menanamkan Gemini 3 ke dalam mesin pencari (Search), aplikasi Gemini, hingga berbagai layanan Cloud.
Hasilnya? Pelanggan ritel maupun perusahaan besar bisa langsung merasakan bedanya. Kemampuan penalaran dan pemrosesan bahasa model ini dinilai jauh lebih canggih.
Banyak pelanggan perusahaan memuji Gemini 3. Mereka merasa AI ini lebih luwes saat menangani tugas rumit, seperti merangkum dokumen tebal atau menganalisis data.
“Teknologi ini akhirnya mulai terasa nyata di sisi bisnis, bukan cuma di presentasi pemasaran,” kata seorang eksekutif TI yang perusahaannya sudah menjajal Gemini 3.
Tim analis dari TD Cowen juga sepakat. Mereka tetap mempertahankan rekomendasi 'beli' untuk saham Alphabet dengan target harga 335 dolar AS.
“Alphabet adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang benar-benar berhasil memanfaatkan pertumbuhan terkait AI sepanjang 2025,” ujar tim analis TD Cowen dalam catatannya.
Microsoft Lagi "Napas Dulu"
Kalau Google lagi lari kencang, Microsoft justru sedang sedikit melambat.
Saham pembuat Windows ini sedang menghadapi tekanan jual. Padahal, pada akhir Oktober lalu saham mereka sempat menyentuh rekor di 555 dolar AS.
Namun, sejak puncak itu, saham Microsoft terkoreksi sekitar 12%. Sekarang harganya bermain di kisaran 478 dolar AS.
Sebenarnya kinerja Microsoft tidak jelek. Bisnis cloud Azure mereka masih tumbuh solid sekitar 37%.
Masalahnya, investor mulai khawatir dengan rencana belanja modal Microsoft yang super agresif. Mereka berencana menghabiskan sekitar 35 miliar dolar AS dalam satu kuartal hanya untuk infrastruktur AI.
Angka ini diprediksi bakal terus naik sampai pertengahan 2026. Tentu saja, ini bikin investor bertanya-tanya soal keuntungan.
Seorang manajer investasi yang baru saja mengurangi porsi saham Microsoft di portofolionya berkata, “Pasar mulai bertanya, kapan tepatnya investasi AI yang jumbo ini akan balik modal.”
Menurut dia, saham lain seperti Alphabet saat ini terlihat lebih menarik dan 'murah' dalam jangka pendek.
Peta Persaingan Raksasa Teknologi
Dengan pergeseran ini, peta kekuatan perusahaan paling bernilai di dunia pun berubah. Berikut urutan terbarunya:
- Nvidia (Sekitar 5 triliun dolar AS)
- Apple (Sekitar 4 triliun dolar AS)
- Alphabet (3,58 triliun dolar AS)
- Microsoft (3,52 triliun dolar AS)
Walaupun Alphabet sekarang unggul, selisihnya dengan Microsoft masih sangat tipis. Posisi ini bisa berubah lagi sewaktu-waktu, apalagi sektor teknologi sangat sensitif terhadap berita AI.
Para analis mengingatkan bahwa ini bukan hasil akhir.
“Ini lebih seperti foto sesaat daripada hasil akhir lomba,” kata seorang analis senior.
Dia menambahkan bahwa persaingan di bidang cloud, AI, dan data center antara empat raksasa ini justru baru saja dimulai dan bakal makin panas ke depannya.
